View cart - 0 items/$0.00
Verde Blog

Mengenal Apa itu Market Cap dalam investasi saham

Dalam investasi saham, kapitalisasi memiliki beberapa makna tergantung pada konteksnya. Namun, secara umum, kapitalisasi dalam dunia saham merujuk pada kapitalisasi pasar (market capitalization), yaitu total nilai pasar dari seluruh saham yang diterbitkan oleh suatu perusahaan.

1. Kapitalisasi Pasar (Market Capitalization)

Kapitalisasi pasar dihitung dengan rumus berikut:

Kapitalisasi Pasar=Harga Saham×Jumlah Saham Beredar\text{Kapitalisasi Pasar} = \text{Harga Saham} \times \text{Jumlah Saham Beredar}Kapitalisasi Pasar=Harga Saham×Jumlah Saham Beredar

Misalnya, jika suatu perusahaan memiliki 1 miliar saham beredar dan harga per sahamnya adalah Rp1.000, maka kapitalisasi pasarnya adalah:

1.000.000.000×1.000=Rp1triliun1.000.000.000 \times 1.000 = Rp1 triliun1.000.000.000×1.000=Rp1triliun

Berdasarkan kapitalisasi pasarnya, saham bisa dikategorikan sebagai berikut:

  • Large Cap (Kapitalisasi Besar): Perusahaan dengan nilai pasar besar, biasanya lebih dari Rp100 triliun. Contoh: saham-saham blue chip seperti BCA, Telkom, atau Bank Mandiri.
  • Mid Cap (Kapitalisasi Menengah): Perusahaan dengan kapitalisasi sedang, biasanya antara Rp10–100 triliun.
  • Small Cap (Kapitalisasi Kecil): Perusahaan dengan nilai pasar kecil, biasanya di bawah Rp10 triliun. Saham-saham ini cenderung lebih volatil.

2. Kapitalisasi Saham (Stock Capitalization)

Selain kapitalisasi pasar, ada juga istilah kapitalisasi saham, yang merujuk pada bagaimana perusahaan memperoleh dana dengan menerbitkan saham baru. Ini sering terjadi dalam aksi korporasi seperti rights issue, di mana perusahaan mengumpulkan dana tambahan dari pemegang saham untuk ekspansi atau membayar utang.

3. Kapitalisasi Dividen

Kapitalisasi juga bisa merujuk pada bagaimana dividen yang diterima dari saham diinvestasikan kembali untuk membeli lebih banyak saham, sehingga menghasilkan efek compounding dalam jangka panjang.

Kenapa Kapitalisasi Pasar Penting?

  1. Menunjukkan Skala Perusahaan: Kapitalisasi pasar membantu investor mengukur ukuran dan stabilitas perusahaan.
  2. Indikator Risiko & Volatilitas: Saham small cap cenderung lebih berisiko tetapi berpotensi menghasilkan keuntungan besar, sementara saham large cap lebih stabil tetapi pertumbuhannya lebih lambat.
  3. Menentukan Strategi Investasi: Investor konservatif cenderung memilih saham berkapitalisasi besar, sedangkan investor agresif mungkin lebih tertarik pada saham mid dan small cap untuk mencari keuntungan lebih tinggi.

Jadi, memahami kapitalisasi dalam saham penting untuk membantu menentukan strategi investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuanganmu.